Deposito Berjangka merupakan salah satu jenis simpanan yang paling populer di bank. Lalu, apa bedanya dengan tabungan biasa?
Deposito tidak seperti tabungan, yang setiap saat dapat ditarik oleh pemiliknya. Selain bunga, berbagai faktor dalam simpanan harus diperhatikan, antara lain tenor simpanan dan penalti (denda).
Dengan pilihan tenor, tenor adalah istilah untuk menyimpan uang dan tidak boleh ditarik sebelum jangka waktunya habis.
Satu bulan, tiga bulan, enam bulan, atau dua belas bulan. Selama uang kita ada di bank, kita akan menerima bunga yang dijanjikan.
Apabila kami memang diwajibkan untuk mencairkan dana simpanan kami sebelum jatuh tempo, kami akan dikenakan denda atau hukuman yang besarnya ditentukan pada saat kami memperoleh sertifikat deposito.
Bunga/imbal hasil yang lebih tinggi merupakan keunggulan Deposito Berjangka dibandingkan dengan deposito biasa. Besaran bunga deposito berbeda-beda di tiap bank, meski semuanya mengacu pada suku bunga Bank Indonesia.
Misalnya, misalkan kita menyimpan uang di bank dalam bentuk deposito sepuluh juta dolar dengan jatuh tempo enam bulan. Kami telah ditawari bunga tahunan 8% atas deposit kami. Kami akan menerima bunga untuk enam bulan ke depan, seperti yang dijanjikan.
Kami hanya dapat menarik uang setelah 6 bulan atau saat jatuh tempo. Kami akan dikenakan sanksi atau denda jika kami berkewajiban untuk menarik dana tersebut sebelum tanggal jatuh tempo.
Faktor-faktor lain yang membuat deposito menarik adalah sebagai berikut:
- Simpanan bank diasuransikan oleh pemerintah, dalam hal ini LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), sampai dengan jumlah tertentu.
- Memiliki likuiditas yang tinggi dan dapat diambil dalam jangka waktu yang kami tentukan.
- Dimungkinkan untuk mendapatkan pinjaman dari bank yang sama.
- Suku bunga tabungan lebih rendah dari suku bunga.
- Deposan juga dapat melakukan penyetoran dalam mata uang asing.
Terdapat fitur ARO (Automatic Roll Over) yang memungkinkan perpanjangan simpanan secara otomatis jika telah melewati tanggal jatuh tempo, sehingga kita tidak perlu bolak balik ke bank untuk memperpanjang simpanan.
Topik penting lainnya adalah kapan kita harus menggunakan deposito. Jika kita berniat untuk membelanjakan uang tunai ini dalam waktu dekat, sebaiknya kita menyisihkan uang tersebut di rekening tabungan (kurang dari 1 tahun).
Misalnya, biaya sekolah anak, biaya umrah, dana investasi, dan lain sebagainya. Jika tujuan keuangan kita akan digunakan lebih dari satu tahun, sebaiknya gunakan instrumen investasi alternatif yang dapat berkembang dan menghasilkan return yang lebih baik dari deposito, karena return deposito tidak lebih besar dari inflasi sehingga menggerus nilai uang Anda.
Beberapa orang membuka deposito untuk mendapatkan kredit dari bank yang sama. Misalnya, Anda memiliki tabungan $300 juta dan ingin membeli rumah. Anda bisa menaruh uangnya di bank dan sekaligus mengajukan pinjaman untuk membeli rumah. Ini disebut sebagai back to back.
Strategi ini digunakan dengan harapan mendapatkan keuntungan dari fleksibilitas kepentingan. Biasanya, bunga yang dibebankan kepada kami tidak jauh berbeda dengan bunga yang kami dapatkan dari deposito.
Suku bunga yang lebih rendah dari suku bunga hipotek inilah yang membuat teknik ini menarik. Keuntungan lainnya adalah tidak adanya penalti untuk melunasi hutang lebih awal.