Goofn.com – Rasio keuangan merupakan salah satu jenis “alat” untuk menganalisa kesehatan keuangan suatu perusahaan.
Yang termasuk kesehatan keuangan adalah ; kemampuan perusahaan menghasilkan laba, membayar hutang dan efektifitas dalam menjalankan operasinya.
Sumber data untuk membuat rasio keuangan adalah, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas dan Neraca.
Silahkan Baca juga Laba Rugi dan Arus Kas, apa bedanya ? dan Memahami Laporan Keuangan.
Siapa yang berkepentingan atas hasil analisa rasio keuangan ? Pihak Owner, Kreditur dan Investor sangat memerlukan analisa tersebut.
FUNGSI ANALISA RASIO KEUANGAN
Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Liquidity ratio/ Rasio likuiditas
Current ratio / rasio lancar
Quick Ratio/Acid Test Ratio / rasio cepat
Cash ratio/rasio kas
Leverage/pengungkit/solvability ratio
Total Debt to Equity Ratio /Rasio Utang terhadap Ekuitas
Total Debt to Asset Ratio/ Rasio Utang terhadap Aktiva
Profitability Ratio/Rasio Rentabilitas
Gross Profit Margin
Operating Profit Margin
Net Profit Margin
ROI ( Return on Investment)
ROA (Return on Asset)
Activity ratio
Turnover/Efficiently ratio
Market Value Ratio
FUNGSI ANALISA RASIO KEUANGAN
Hasil analisa rasio keuangan berfungsi antara lain sebagai berikut :
- Kreditur / Bank, berkepentingan untuk memutuskan apakah dapat memberikan pinjaman atau tidak
- Owner/Pemilik, berkepentingan mengawasi kesehatan dan efektifitas perusahaan
- Investor, berkepentingan untuk mengambil keputusan apakah akan membeli saham atau menginvestasikan modalnya
- Supplier dan Pelanggan berkepentingan utuk menentukan suatu perusahaan untuk menjadikannya sebagai rekanan/partner
Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Liquidity ratio/ Rasio likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menghasilkan analisa apakah harta lancar perusahaan dapat menutupi kewajibannya.
Adapun rasio yang digunakan untuk analisa likuiditas adalah sebagai berikut :
Current ratio / rasio lancar
Rasio ini membandingkan aset lancar dengan utang lancar, dengan tujuan analisa adalah apakah total aset lancar dapat menutupi utang lancar yang akan jatuh tempo.
Jumlah minimal dari hasil rasio ini adalah 100% (1:1) , yang artinya jumlah aset lancar sama dengan jumlah utang lancar.
Namun demikian perusahaan yang sehat dari hasil analis rasio lancar adalah perusahaan yang memiliki rasio di atas 100%, semakin besar semakin baik.
Quick Ratio/Acid Test Ratio / rasio cepat
Quick Ratio/Acid Test Ratio / rasio cepat ini membandingkan aset lancar (tidak termasuk persediaan) dengan utang lancar.
Tujuan analisa adalah apakah total aset lancar yang likuid ( tidak termasuk piutang) dapat menutupi utang lancar yang akan jatuh tempo.
Rasio cepat ini lebih safety dibandingkan dengan rasio lancar dalam mengukur rasio likuiditas.
Karenanya, walau hasil rasio ini hanya mendekati 100%, maka artinya perusahaan memiliki rasio likuiditas yang baik.
Cash ratio/rasio kas
Cash ratio/rasio kas ini membandingkan jumlah kas dan setara kas dengan utang lancar.
Rasio ini juga tidak harus mencapai 100%, namun demikian semakin besar rasio, artinya perusahaan memiliki rasio likuiditas yang baik.
Leverage/pengungkit/solvability ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan
Total Debt to Equity Ratio /Rasio Utang terhadap Ekuitas
Rasio ini membandingkan antara jumlah kewajiban jangka panjang terhadap modal sendiri.
Tidak ada jumlah % tase yang ideal untuk analisa ini, karena tinggi dan rendahnya persentase rasio, masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahannya.
Di satu sisi, tingginya rasio ini sebenarnya menggambarkan bahwa perusahaan efektif dalam menggunakan sumber dana.
Namun demikian semakin tinggi rasio ini, perusahaan juga harus siap menghadapi resiko yang lebih besar.
Untuk tujuan perpajakan sendiri, sejak tahun 2016 lalu pemerintah menetapkan bahwa biaya bunga pinjaman maksimal untuk menghitung pajak terutang hanya untuk perusahaan dengan maksimal rasio sebesar 400% (4:1).
Total Debt to Asset Ratio/ Rasio Utang terhadap Aktiva
Rasio ini membandingkan antara jumlah hutang terhadap jumlah aktiva.
Rasio ini juga tidak memiliki % tase ideal, namun dapat kita dapat membaca analisanya sebegai berikut :
- Semakin tingginya rasio ini menggambarkan bahwa perusahaan efektif dalam menggunakan sumber dana, namun memiliki resiko yang tinggi
- Semakin rendah rasio ini menggambarkan bahwa perusahaan kurang efektif dalam menggunakan sumber dana, namun kondisi keuangan semakin aman
Profitability Ratio/Rasio Rentabilitas
Profitability Ratio menghitung kemampuan menghasilkan laba bagi perusahaan, menggunakan beberapa rasioa sebagai berikut :
Gross Profit Margin
Gross profit margin adalah rasio yang membadingkan antara laba kotor dengan penjualan.
Yang dimaksud laba kotor adalah selisih antara penjualan dengan harga pokok penjualan.
Operating Profit Margin
Operating profit margin adalah rasio yang membandingkan antara Laba opersional ( sebelum biaya bunga dan pajak) dengan penjualan.
Net Profit Margin
Net profit margin adalah rasio yang membandingkan antara Laba bersih dengan penjualan
ROI ( Return on Investment)
ROI adalah rasio yang membandingkan antara Laba bersih dengan nilai investasi
ROA (Return on Asset)
ROA adalah rasio yang membandingkan antara Laba Sebelum Pajak dengan nilai Asset.
Activity ratio
Activity ratio menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya. Dalam analisanya menggunakan rasio-rasio sebagai berikut :
Turnover/Efficiently ratio
- Receiveble turnover / perputaran piutang ; rasio ini membandingkan penjualan dengan rata2 jumlah piutang
- Inventory turnover/Perputaran persediaan ; rasio ini membandingkan penjualan dengan rata2 jumlah persediaan
- Fix Asset turnover/ Perputaran aktiva tetap ; rasio ini membandingkan penjualan dengan jumlah Aktiva tetap
- Total asset turnover / rasio ini membandingkan penjualan dengan jumlah Aktiva
Market Value Ratio
- PER (Price Earning Ratio); rasio ini membandingkan antara Nilai Pasar per saham dengan Laba per lembar Saham .
- Devidend Payout Ratio ; rasio ini membandingkan Jumlah deviden dengan Laba Bersih
- Devidend Yield ; rasio ini membandingkan Dividen per Saham Tahunan dengan Nilai Pasar per lembar Saham saat itu
- Price to Book Value rasio ini membandingkan Harga per lembar Saham perusahaan dengan nilai buku per lembar saham
Demikian, semoga tulisan tentang rasio keuangan yang perlu diketahui memberikan manfaat buat pembaca.